Rabu, 13 Februari 2008

SEJAK AWAL KOMPETISI ITU SUDAH DILALUI

SEJAK AWAL KOMPETISI ITU SUDAH DILALUI

Kita mengetahui yang namanya kompetisi, sebuah kata yang membuat orang sedih, kecewa, bahagia, bahkan stres. Timbulnya perasaan-perasaan demikian disebabkan oleh imbas dari suatu kompetisi. Orang akan bahagia apabila berhasil melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan, namun juga banyak yang sedih, kecewa bahkan stres karena hasil yang diperolehnya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Bahkan melalui media masa sering kita mendengar bahwa sering di akhir tahun ajaran ada murid yang bunuh diri. Hal ini merupakan tindakan yang tentu tidak kita inginkan, hanya gara-gara tidak lulus atau naik kelas ia mengambil jalan pintas. Kenyataan ini menggambarkan kepada kita seorang yang gagal dalam sebuah kompetisi dengan mudah mau mengakhiri hidupnya.

Kompetisi merupakan suatu harapan yang ingin diraih seseorang melalui persaingan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Seseorang tentu mempunyai keinginan atau harapan, namun tidak semua orang bisa meraihnya dengan baik. Untuk sukses dalam sebuah kompetisi butuh waktu, perjuangan dan kerja keras. Semuanya tidak semudah membalik telapak tangan, tapi butuh usaha untuk memperolehnya.

Untuk mencapai dunia yang fana ini juga melalui kompetisi. Semua hal tersebut akan dilalui agar mencapai finis dengan baik. Mulai pertemuan sperma dengan sel telur di dalam rahim sudah terjadi kompetisi. Hal ini juga dijelaskan pada surah Al Mu’minun ayat 12 – 14. Berjuta-juta Benih yang tertanam ke dalam rahim, hanya satu yang menjadi cikal bakal manusia. Kompetisi itu bukan hal yang mudah, sebab berapa banyaknya yang harus disisihkan. Terjadinya kompetisi yang saling mengalahkan di dalam rahim tersebut hanya satu yang sukses melewatinya. Kalaupun ada yang kembar itu merupakan kejadian yang luar biasa yang merupakan hal yang langka.

Berhasilnya suatu benih tersebut, maka untuk tahap selanjutnya akan terjadi semacam pengkarantinaan. Melalui proses, benih tersebut akan tumbuh dan berkembang, namun dalam perkembangannya masih ada juga yang gagal atau gugur. Setiap benih yang tertanam dalam rahim tidak selamanya mencapai wujud manusia, karena di dalam perjalanannya benih tersebut gugur atau lebih populer dikenal adanya keguguran kandungan.

Setelah melalui perjalanan lebih kurang sembilan bulan barulah kita bisa menghirup udara di dunia yang penuh tantangan dan juga peluang. Hal ini merupakan awal dari babak selanjutnya yang akan dilalui. Mulai dari menggerakkan badan, belajar berdiri dan akhirnya pandai berjalan. Kemudian tahap berikutnya kita mulai belajar bicara, makan, mandi dan lain-lain yang semuanya butuh usaha dan kerja keras. Apabila si anak hanya diam dan tidak mau berusaha tentu ia tidak akan dapat melakukan apapun. Perkembangannya menjadi tidak normal sehingga pertumbuhannya akan terhambat.

Hal yang harus disadari bahwa kita telah berhasil melalui tahap dari kompetisi sebelumnya. Akan kah untuk selanjutnya kita harus teremilinasi dari suatu kompetisi. Dalam babak penyisihan kita telah lolos dan maju ke babak selanjutnya, apakah kita akan mengalah untuk selanjutnya?. Tentu tidak, walau bagaimanapun kita harus berjuang bagaimana harus mencapai final bahkan juara sekalipun harus diraih. Oleh sebab itu kita harus memanfaatkan peluang-peluang yang ada agar dapat memperoleh yang terbaik dalam hidup ini. Lahir ke dunia merupakan satu dari jutaan bibit yang ada didalam rahim. Dengan demikian tentu kita mempunyai suatu keunggulan atau kelebihan. Hal itu harus disadari karena dari situ nantinya akan lahir manusia-manusia yang sukses sesuai dengan keunggulan yang dimilikinya.

Nah sekarang apakah kita mau kalah dalam kompetisi, sementara kita merupakan hasil seleksi sebelumnya?. Lelucon ini perlu menjadi renungan sebab dalam meraih kesuksesan, apakah itu gelar, pangkat, dan pekerjaan tentu penuh dengan persaingan. Mustahil sebuah pekerjaan atau kesuksesan itu jatuh dari langit begitu saja sementara kita tidak mengembangkan kualitas diri.

Oleh sebab itu apapun yang akan diraih, maka harus gait berlatih, belajar, dan berusaha semaksimal mungkin karena ini merupakan sebuah proses dalam mencapai tujuan yang kita inginkan. Kita kenal dengan gelar Doktor atau Profesor, semua orang tentu mendambakan gelar tersebut karena merupakan penghormatan kepada seseorang. Namun untuk meraih gelar tersebut butuh perjuangan yang panjang, penuh tantangan dan rintangan serta pengorbanan baik waktu maupun pikiran. Apapun yang akan kita raih dalam suatu kompetisi, maka kerja keras, belajar, dan berlatih merupakan faktor penting.

Perlu diingat bahwa walaupun beratnya sebuah kompetisi yang dilalui, namun semua yang kita inginkan tersebut manusia yang membuatnya. Apapun pekerjaan yang ada, semua orang yang menciptakannya. Apakah kita takut menghadapinya ?. Jawabannya tentu tidak, maka untuk menghadapinya kita harus bisa menyiasati agar dapat meraihnya. Dengan demikian potensi diri harus dikembangkan. Apabila potensi diri sudah berkembang, maka dengan sendirinya pekerjaan yang akan menunggu kita, bukan kita yang mencari pekerjaan. Sehingga dengan potensi diri yang ada kita tidak akan kesulitan dalam menghadapinya sebuah kompetisi.

Dalam mengembangkan potensi diri tentu kita banyak menguras energi. Energi akan terkuras dalam belajar, bekerja, dan melakukan kegiatan lainnya. Untuk menjaga agar tubuh tetap seimbang dan fit, maka kita perlu memperhatikan makanan yang akan kita konsumsi. Kita harus memberi asupan gizi yang cukup pada tubuh karena akan membantu dalam proses berpikir. Apabila asupan gizi kurang tentu daya pikir akan lemah. Dengan demikian makanan yang kita konsumsi juga akan berpengaruh terhadap pengembangan potensi diri.

Dengan demikian kita telah lahir ke dunia dengan penuh persaingan. Dalam kompetisi tersebut kita bisa mengalahkan berjuta-juta bibit yang tertanam di dalam rahim. Sekarang apakah kita tidak bisa melalui kompetisi-kompetisi yang ada untuk menggapai kesuksesan. Untuk menyiasatinya kita harus belajar, berusaha, dan terus berlatih agar dapat mengembangkan potensi diri yang ada. Dalam mengembangkan potensi diri tersebut juga dibutuhkan asupan gizi yang cukup agar kondisi tubuh tetap seimbang. Sehingga apabila potensi diri sudah berkembang, maka kita tidak akan kesulitan dalam menghadapi sebuah kompetisi. Cobalah dari sekarang tidak ada kata terlambat, sebab impian pun bisa jadi kenyataan. By QE – LEE.

Tidak ada komentar: